Setiap perusahaan, baik yang
berskala besar, menengah, maupun kecil, akan berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan sendiri sering mengalami perubahan yang sangat cepat, sehingga perusahaan
pun harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya. Perusahaan yang
dapat mengikuti perubahan lingkungan, maka perusahaan tersebut akan mengalami
kemajuan, sedangkan perusahaan yang tidak dapat mengikuti perubahan yang
terdapat di lingkungan sekitarnya , maka perusahaan tersebut akan mengalami
kemunduran. Lingkungan perusahaan (Business Environment) adalah
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kinerja perusahaan. Pengertian lain tentang lingkungan diungkapkan
oleh Robbins dan Coulter (1999) bahwa lingkungan merujuk pada lembaga-lembaga
atau kekuatan-kekuatan di luar perusahaan tersebut dan secara potensial
mempengaruhi kinerja perusahaan.
Para ahli mengelompokkan lingkungan
perusahaan menjadi dua, yaitu lingkungan langsung dan tidak langsung. Beberapa
penulis mengelompokkan lingkungan perusahaan menjadi lingkungan makro dan
mikro. Dalam hal ini akan dijelaskan pembagian lingkungan perusahaan menurut
Porter (1980) yang membagi lingkungan perusahaan menjadi dua, yaitu lingkungan
eksternal dan internal.
1. Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekksternal dikategorikan
menjadi dua, yaitu :
a. Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan lingkungan
yang secara tidak langsung telah mempengaruhi kinerja perusahaan dan sebagian
besar dipengaruhi oleh faktor ini. Yang termasuk dalam komponen lingkungan umum
yaitu :
- Demografi
- Ekonomi
- Alam
- Teknologi
- Politik
- Sosial dan Budaya
b. Lingkungan Industri
Porter (1980) mengemukakan bahwa
aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan yang ada di
sekitar perusahaan. Hal ini mengakibatkan, faktor-faktor yang mempengaruhi
persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan yang dimiliki perusahaan
termasuk persaingan itu sendiri, menjadi sangat perlu untuk dianalisis. Porter
mengungkapkan suatu konsep competitive strategy yang
menganalisis bisnis berdasarkan lima aspek dan satu aspek pelengkap. Keenam
aspek yang membentuk strategi bersaing ini adalah :
- Ancaman masuk pendatang baru
- Persaingan sesama perusahaan dalam industri
- Ancaman dari produk pengganti
- Kekuatan tawar pembeli
- Kekuatan tawar pemasok
- Pengaruh kekuatan pemegang saham (stakeholder) lainnya.
2. Lingkungan Intenal
Lingkungan internal adalah
kekuatan-kekuatan yang berada didalam perusahaan dan masih dapat dikontrol oleh
perusahaan. Lingkungan internal berpengaruh dalam kompetensi atau kinerja
sebuah perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam perusahaan meliputi
: pekerja, dewan komisaris, dan pemegang saham.
Pendekatan dalam Melihat Bisnis dan
Lingkungannya
Kesempatan bisnis maupun bisnis akan
selalu dipengaruhi lingkungan. Hubungan antara bisnis dan lingkungan sangat
erat. Perusahaan yang tidak mampu bertahan dalam perubahan lingkungan, maka
akan tersingkirkan dari kancah persaingan bisnis. Hubungan antara bisnis dengan
lingkungannya kemudian ditelaah oleh para usahawan. Pada awalnya para usahawan
menelaah secara tradisional, yaitu mereka beranggapan bahwa bisnis lah yang
merupakan hal terpenting atau sentralnya dan lingkungan yang berada di sekelilingnya,
pandangan tersebut biasa disebut dengan orientasi produsen (Producer
oriented Aproach). Pada zaman itu pandangan tersebut sangat pas, karena
pada saat itu keadaannya disebut dengan seller’s market, yaitu
produsen masih langka dan apapun barang yang dihasilkan akan laku terjual. Akan
tetapi keadaan seperti ini berubah, pengusaha semakin banyak dan konsumen pun
lebih selektif dalam memilih barang yang akan dibelinya. Sehingga persaingan
antar pengusaha pun sangat ketat. hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri
dengan konsumen yang dapat bertahan. Maka keadaan ini disebut sebagai buyer’s
market. yaitu pembeli lah yang mengatur segalanya dan bukan penjual. Maka
muncullah istilah “pembeli adalah raja”. Dalam hal ini, siapa yang dapat
mendekati konsumen, maka ia dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Sehingga
penjual harus dapat memilih lingkungan yang tepat. Maka dalam hal ini konsumen
lah yang menjadi sentral, sedangkan pebisnis maupun pengusaha dan penjual
berada di sekelilingnya, jadi dapat disebut orientasi pada konsumen (Consumer
oriented aproach).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar