Bisnis tidak terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas bisnis pada umumnya punya tujuan menghasilkan laba. Bisnis sangat erat kaitannya dengan perusahaan. Meskipun demikian, untuk memahami seluk beluk bisnis diperlukan pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan ilmu ekonomi perusahaan serta konsep-konsep pokoknya, agar bisnis dapat dikelola sesuai sarana.
Pengolahan
lingkungan terkait erat dengan bisnis maupun perdagangan global. Sertifikat
sistem manajemen lingkungan ISO 14001 merupakan salah satu aspek lingkungan
dengan bisnis dan perdagangan global. Keterkaitan pengelolaan lingkungan
industri dengan bisnis semakin kuat. Banyak industri yang melakukan pengelolaan
lingkungan dengan baik karena dorongan bisnis, dalam hal ini merupakan sesuatu
yang positif bagi lingkungan. Pemakaian bahan berbahaya dan beracun baik pada
proses maupun produk semakin mendapat tekanan dari konsumen. Ada beberapa kasus
pembeli membatalkan permintaan akan produk industri hanya karena perusahaan
tiidak melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik.
Kesempatan bisnis serta bisnis itu akan
selalu dipengaruhi oleh lingkungan. Hubungan antar bisnis dengan lingkungan
sangat erat. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
akan tersingkir dari kancah persaingan bisnis. Hubungan antar bisnis dengan
dengan lingkungan kemudian ditelaah oleh para usahawan. Pada mulanya telaah
dilakukan secara tradisional yaitu mereka beranggapan bahwa bisnisnyalah yang
merupakan hal yang terpenting atau yang menduduki titik sentral sedangkan
lingkungan merupakan hal sekunder yang mengelilingi bisnisnya. Pandangan
tradisional tersebut sering disebut dengan yang berorientasi produsen atau
“Producer Oriented Aproach”. Pandangan itu memang cocok dengan kondisi saat itu
, dimana pada saat itu keadaannya disebut sebagai “seller’s market”, yang
artinya produsen masih langka sehingga barang apapun yang dihasilkan akan
selalu terjual.
Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana
pengusaha menjadi bertambah banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif
sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para pengusaha. Hanya
pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumenlah yang mampu
bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s market” atau “pasar pembeli” yaitu
keadaan dimana pembeli yang akan menentukan semuanya dan bukan bukan penjual.
Dalam hal ini berlaku suatu ungkapan “pembeli adalah raja”.
Dalam hal ini siapa yang berhasil
mendekati konsumen dialah yang akan bertahan dalam kancah persaingan bisnis.
Pada saat seperti inilah pengusaha harus pandai melihat factor lingkungan. Jadi
dalam hal ini yang merupakan factor yang sentral adalah masyarakat atau konsumen
sedangkan pengusaha atau bisnisman mengelilinginya untuk melayani kebutuhan
secara lebih baik sesuai dengan selera konsumen. Pandangan ini disebut
“Consumer Oriented Approach” atau “pendekatan yang berorientasi konsumen”.
Referensi :
http://rismaeka.wordpress.com/2010/10/08/perusahaan-dan-lingkungan-perusahaan/
http://adimo22.blogspot.com/2011/11/perusahaan-dan-lingkungan-perusahaan.html
http://adimo22.blogspot.com/2011/11/perusahaan-dan-lingkungan-perusahaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar